Mbah

KEGIATAN DINIYAH YGNI BANYUMAS

KEGIATAN DINIYAH YGNI BANYUMAS baik diniyah formal dan non formal serta pendidikan , sosial lainnya.

PENDIDIKAN DINIYAH SHIDIQIIN WARA` UNIT YGNI BANYUMAS

Pendidikan Diniyah Formal dan Diniyah Takmiliyah (diniyah Non Formal) memakai Standar Kementerian Agama dan Pengembangan sendiri yang terbukti berkualitas.

PENDIDIKAN DINIYAH PAUD FORMAL DAN NON FORMAL

PENYELENGGARAAN DINIYAH ATHFAL (FORMAL) DAN DINIYAH TAKMILIYAH I`DADIYAH (DTI/TKQ) sangat berkualitas karena lulusan kami santri bisa baca alquran dan baca latin serta berhitung (penjumlahan dan pengurangan sampai angka ratusan, MURAH DAN BERKUALITAS belum ada yang mampu menyamai.

PERJUANGAN YANG MELELAHKAN

Memperjuangkan pendidikan diniyah ini banyak sekali tantangan dan hambatan yang terbesar adalah fitnahan , cemoohan, dicurigai dari lingkungan dan keleompok tertentu karena iri, takut tersangi lembaga pendidikannya, dimusuhi secara terorganisir rapi dan terprogram.

RARAS WURI MISWANDARU, SPdI KETUA YAYASAN YGNI BANYUMAS

Sejak mendirikan YGNI Banyumas Banyak sekali yang memusuhinya karena faktor iri,/dengki takut tersaingi dll. dari orang - orang yang tidak bertanggungjawab padahal mereka mengaku bersunnah dan juga dari pemimpin keagamaan berserta anak buah.

Kamis, 07 November 2013

Hadits Palsu Tentang Bulan Rajab

Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku.
HADITS INI “ MAUDHU’ Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): “Hadits ini maudhu’.” [Lihat Maudhu’atush Shaghani (I/61, no. 129)]. Kata Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H): “Hadits ini palsu dan yang tertuduh memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta. Aku telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka.” [Al-Maudhu’at (II/125), oleh Ibnul Jauzy].
Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur-an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba.
HADITS INI MAUDHU’ Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.” [Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014 H)].
Dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah menceritakan kepada kami Musa bin ‘Imran, ia berkata: “Aku mendengar Anas bin Malik berkata, Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan ‘Rajab’ airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai itu.
HADITS INI BATHIL. Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam kitab at-Targhib (I-II/224).
Diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’, Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, ditu-liskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barang siapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.
HADITS INI PALSU. Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: “Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah.

Hadits Palsu Tentang Doa

[Dari Kitab Irwa'ul Ghalil 2/178-182. Karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani; Kitab Riyaadlush-Shaalihiin dikarang oleh Imam An-Nawawi]
HADITS PERTAMA : 
Dari Hammaad ibn ‘Isa al-Juhani dari Hanzalah ibn Abi Sufyaan al-Jamhi dari Salim ibn ‘Abdullah dari bapaknya dari ‘Umar ibn al-Khatthab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a, tidaklah menurunkannya kecuali beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke mukanya. Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2/244), Ibnu ‘Asakir (7/12/2). At Tirmidzi berkata : ”Hadits inigharib/diriwayatkan oleh 1 orang sanad, kami hanya mendapatkannya dari Hammad ibn ‘Isa Al Juhani. Dan dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits ini. Dia hanya mempunyai (meriwayatkan) beberapa hadits saja, tapi orang-orang meriwayatkan darinya.” Bagaimanapun juga hadits ini lemah, berdasarkan pada perkataannya Al Hafidh Ibnu Hajar di dalam At Taqrib, dimana beliau menjelaskan tentang riwayat hidupnya dalam At Tahdzib : ”Ibnu Ma’in berkata:’Dia adalah Syaikh yang baik’, Abu Hatim berkata:‘Lemah didalam (meriwayatkan) hadits‘, Abu Dawud berkata:’Lemah, dia meriwayatkan hadits-hadits munkar‘. Hakim dan Naqash berkata:’Diameriwayatkan hadits-hadits yang tidak kuat dari Ibnu Juraij dan Ja’far Ash Shadiq’, Dia dinyatakan lemah oleh Ad Daraquthni, Ibnu Hibban mengatakan bahwa diameriwayatkan sesuatu yang salah melalui jalur Ibnu Juraij dan Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz, tidaklah diperbolehkan untuk menjadikannya sebagai sandaran, Ibnu Makula berkata:’mereka semua mencap hadits-hadits dari dia sebagai hadits lemah”’.

HADITS KEDUA :
Dari Ibnu Lahi’ah dari Hafsh bin Hisyam bin ‘Utbah bin Abi Waqqash dari Sa’ib bin Yazid dari ayahnya, ”Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a dan mengangkat kedua tangannya, maka beliau mengusap wajahnya dengannya” Hadits ini Dha’if. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1492). Ini adalah hadits dha’if berdasarkan pada Hafsh bin Hisyam karena dia tidak dikenal (majhul) dan lemahnya Ibnu Lahi’ah (Taqribut Tahdzib). Hadits ini tidak bisa dikuatkan oleh dua jalur hadits berdasarkan lemahnya hadits yang pertama.
HADITS KETIGA :
Dari Shalih ibn Hassan dari Muhammad ibn Ka’b dari Ibnu ‘Abbas radiallaahu ‘anhu (marfu’), ”Jika kamu berdo’a kepada Allah,kemudian angkatlah kedua tanganmu (dengan telapak tangan diatas), dan jangan membaliknya,dan jika sudah selesai (berdo’a) usapkan (telapak tangan) kepada muka”. Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1181, 3866), Ibnu Nashr dalam Qiyaamul-Lail (hal. 137),Ath Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabir (3/98/1) & Hakim (1/536). Lemahnya hadits ini ada pada Shalih bin Hassan, Sebagai munkarul hadits, seperti dikatakan Al Bukhari dan Nasa’i,”Dia tertolak dalam meriwayatkan hadits”; Ibnu Hibban berkata:”Dia selalu menggunakan (mendengarkan) penyanyi wanita dan mendengarkan musik, dan dia selalu meriwayatkan riwayat yang kacau yang didasarkan pada perawi yang terpercaya”; Ibnu Abi Hatim berkata dalam Kitabul ‘Ilal (2/351):”Aku bertanya pada ayahku (yaitu Abu Hatim al-Razi) tentang hadits ini, kemudian beliau berkata:’Munkar’.” Hadits dari Shalih bin Hasan ini diriwayatkan juga oleh jalur lain yaitu dari Isa bin Maimun, yaitu yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ka’ab, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Nashr. Tapi hal ini tidaklah merubah lemahnya hadits ini, sebab Isa bin Maimun adalah lemah. Ibnu Hibban berkata:”Dia meriwayatkan beberapa hadits,dan semuanya tertolak”. An Nasa’i berkata:”Dia tidak bisa dipercaya”.

HADITS KEEMPAT :
Hadits dari Ibnu Abbas ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (1485), dan Bayhaqi (2/212), melalui jalur ‘Abdul Malik ibn Muhammad ibn Aiman dari ‘Abdullah ibn Ya’qub ibn Ishaq dari seseorang yang meriwayatkan kepadanya dari Muhammad ibn Ka’b, dengan matan sebagai berikut :”Mintalah kepada Allah dengan (mengangkat) kedua telapak tanganmu,dan minta pada-Nya dengan membaliknya, dan jika kau selesai, maka usaplah mukamu dengannya”Hadits ini sanadnya dha’if. Abdul Malik dinyatakan lemah oleh Abu Dawud. Dalam hadits ini terdapat Syaikhnya Abdullah bin Ya’qub yang tidak disebutkan namanya, dan tidak dikenal – Bisa saja dia adalah Shalih Bin Hassan atau Isa bin Maimun. Keduanya sudah dijelaskan sebelumnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Hakim (4/270) melalui jalur Muhammad ibn Mu’awiyah, yang berkata bahwa Mashadif ibn Ziyad al-Madini memberitahukan padanya bahwa dia mendengar hal ini dari Muhammad ibn Ka’b al-Qurazi. Adz Dzahabi menyatakan bahwa Ibnu Mu’awiyah dinyatakan kadzab oleh Daraquthni, Maka hadits ini adalah maudhu’. Abu Dawud berkata tentang hadits ini: ”hadits ini telah diriwayatkan lebih dari satu jalur melalui Muhammad ibn Ka’b; semuanya tertolak.”
Mengangkat kedua tangan ketika melakukan qunut memang terdapat riwayat dari Rasulullah tentangnya, yaitu ketika beliau berdoa terhadap kaum yang membunuh 15 pembaca Al Qur’an (Riwayat Ahmad (3/137) & AthThabarani Al-Mu’jamus-Shaghir (hal. 111) dari Anas dengan sanad shahih. 
Serupa dengan yang hadits yang diriwaytakan dari Umar dan yang lainnya ketika melakukan qunut pada sholat Witir. Namun mengusap muka sesudah do’a qunut maka tidaklah pernah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, tidak juga dari para shahabatnya, ini adalah bid’ah yang nyata.
Sedangkan mengusap muka setelah berdoa diluar sholat berdasarkan pada dua hadits. Dan tidaklah dapat dikatakan benar kedua hadits tersebut bisa menjadi hasan, seperti yang dikatakan oleh Al Manawi, berdasarkan pada lemahnya sanad yang ditemukan pada hadits tersebut. Inilah yang menjadikan alasan Imam An Nawawi dalam Al Majmu bahwa hal ini tidak dianjurkan, menambahkan perkataan Ibnu ‘Abdus-Salaam yang berkata bahwa ”hanya orang yang sesat yang melakukan hal ini”.
Bukti bahwa mengusap muka setelah berdo’a tidak penah dicontohkan adalah dikuatkan bahwa terdapat hadits-hadits yang tsabit yang menyatakan diangkatnya tangan untuk berdo’a, tapi tidak ada satupun yang menjelaskan mengusap muka setelahnya, dengan hal ini, wallahu a’lam, hal ini tidak diterima dan tidak pernah dicontohkan.

HADITS KELIMA :
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radliyallahu ’anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda (yang artinya) : ”Orang yang sempurna akalnya adalah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan).Hadits ini sanadnya dla’if, karena ada seorang perawi yang bernama Abu Bakar Ibnu Abi maryamdia kacau hafalannya setelah rumahnya kecurian. Selanjutnya Adz-Dzahabi menolak dan mengkritiknya dengan berkata,”Demi Allah, Abu Bakar adalh orang yang suka menduga-duga dalam meriwayatkan hadits (rajulun waahin).
Ada syahid untuk hadits tersebut dari Anas radliyallaahu ’anhu yang diriwaytakan oleh Al-baihaqi dalam Syu’abul-Iman, tetapi beliau berkata,”tetapi dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama Aun bin Ammarah, dia orang yang dla’if dalam periwayatannya”.
Lihat kitab Silsilah Ahaadits Adl-Dla’iifah hadits nomor 5319;Dla’if Al-Jaami’ Ash-Shaghiir no. 4305; Al-Misykah no. 5289;Dla’if Sunan At-Tirmidzi hadits no. 436; Dla’if Sunan Ibnu Majah hadits no. 930; Bahjatun-Naadhiriin hadits no. 66 oleh Syaikh Salim Al-Hilaly; Takhrij Riyaadlush-Shaalihiinhadits no. 66 oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth.
HADITS KEENAM :
Doa adalah inti ibadah” [Hadits Dhaif] [Didhaifkan Al-Albani, Ta'liq 'ala Misykatul Masabiih 2/693 No. 2231]

Senin, 04 November 2013

Guru Ngaji YGNI Ajak Muslim Indonesia Bersatu Untuk Kuasai Media

Media di Indonesia sejak awal adalah alat kepentingan barat untuk menyebarkan paham dan propaganda kapitalusme dan demokrasi yang bobrok,. Para pejuang yang ikhlas berjuang untuk bangsa dan lingkungan akan menjadi musuh media di Indonesia. Media Indonesia selalu membuat opini sesuai keinginan dan kepentingan penguasa dan konglomerat ;\

Kita umat Islam sudah seharusnya khawatir dan peduli akan kondisi seperti ini, karena berita yang akan dibuat adalah untuk kepentingan mereka yang selalu memusuhi Islam dan perjuangan Islam, kebenaran akan diubah menjadi bias bahkan menjadi hitam. Berita yang dibuat oleh pemilik media tersebut tidak membela rakyat kecil tapi untuk kepentingan bisnis dan kekuasaan belaka.

Kita ingat ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang dijagokan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menggolkan kepentingan barat maka seluruh media menyanjung habis-habisan kebaikan dan prestasi SBY, agar kelihatan seperti manusia keturunan dewa yang tanpa cacat. dan berhasil sampai menduduki jabatan presiden 2 periode.

Sekarang setelah menjabat 2 kali periode yang tidak mungkin menjabat lagi media sekarang menghabisi nama baik yang dibuat sendiri karena sekarang para raja media tersebut sudah punya kepentingan sendiri-sendiri seperti ANTV, TV one , Viva.co.id yang dimiliki Aburizal Bakrie berniat maju jadi calon Presiden Indonesia, Hary Tanoe yang menguasai MNC dan lainnya, ingin jadi wakil presiden, dan lainnya..

Sedangkan Barat sedang mengatur strategi dengan membenmtuk opini jagom presiden pertama Yaitu Jojo Widodo ( JOKOWI) jago cadangan . yang jelas kepentingan barat tidak akan pernah menguntungkan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Guru Ngaji YGNI mengajak kepada seluruh Umat Islam :: Mari umat Islam bersatu untuk bahu membahu untuk bisa membentuk satu media atau jaringan media yang terpercaya bagi umat Islam bukan saling menjatuhkan tapi saling mendukung demi kesatuan, persatuan dan kejayaan umat Islam,

oleh : Raras Wuri Miswandaru Sang Guru Ngaji YGNI wakil dari
 Pengurus :

  1. Yayasan Guru Ngaji Indonesia
  2. Forum Komunikasi Guru Ngaji Indonesia