Mbah

Rabu, 25 Desember 2013

(Karya Tulis) Peran Pendidikan Irangtua Terhadap Anak


KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Peran Orang Tua dalam Pendidikan”. 

Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia SMK NEGERI 2 KARAWANG. 

Dalam menyusun karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga semua kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. 

Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna dn masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan, maupun isi serta pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penyusunan karya tulis lain di masa yang akan datang. 

Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi para pembaca.


***


DAFTAR ISI 


KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...….. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1

A. Latar belakang masalah……………………….………………………………….... 1

B. Perumusan masalah……………………….….…………………………………….. 1

C. Tujuan penulisan ………………………………………………………………...… 2

D. Metode penulisan………………………………………………………………….. 2

E. Sistematika penulisan ………………………………………………………………. 2

BAB II KELUARGA DAN PENDIDIKAN………………………………………….. 3

A. Tinjauan umum pendidikan………………………………………………………….. 3

1. Pengertian keluarga …………………………………….…………………………… 3

2. Pengertian pendidikan. …………………………………………..…………………. 3

3. Pembentukkan keluarga……………………………………………..……………… 4

B. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak……………………….……………..… 5

1. Fungsi keluarga…………………………………………………..……………..…. 5

2. Pentingnya keluarga dalam pendidikan anak…………………………………......…. 6

3. Peranan keluarga sebagai pendidik keluarga ………………………………...….…. 7

4. Keluarga yang harmonis mempengaruhi pendidikan anak. ……………………...….. 8

5. Kerjasama orangtua dan guru dalam mendidik anak. ……………………….….….. 9

6. Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan…………………….……………..… 10

C. Keluarga sebagai lembaga pendidikan informal dalam sistem pendidikan …….....… 11

BAB III PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN…………….…...……… 12

A. Fungsi orang tua dalam keluarga…………………………………………………. 12

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam keluarga…………………… 14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 16

A. Kesimpulan……………………………………………………………….…….. 16

B. Saran…………………………………………………………………...……….. 17


BAB I 
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG MASALAH 

Pendidikan dalam alam demokrasi bersifat individual yang sekaligus juga bersifat sosial. Bersifat individual karena pendidikan itu memperhatikan aspek-aspek pribadi yang unik dengan segala kemungkinannya, dan bersifat sosial karena pendidikan mengaitkan pribadi dengan lingkungan masyarakat. 

Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama yang bersifat alamiah, karena dalam lingkungan keluarga seorang anak mulai mendapatkan pendidikan untuk yang pertama kalinya. Dalam keluargalah anak dipersiapkan mengalami tingkatan-tingkatan perkembangannya untuk memasuki dunia lainnya seperti dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat dan kebudayaan. Disamping keluarga, masyarakatpun menjadi tempat pendidikan yang pertama yang bersifat alamiah juga. 

Keluarga merupakan pendidikan yang pertama yang menyediakan kebutuhan biologis bagi anak dan sekaligus memberikan pendidikannya, sehingga mengahsilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakat sambil menerima dan mengolah serta mewariskan kebudayaannya. 

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah. Di dalam kehidupan masyarakat dimanapun juga keluarga merupakan unit yang mempunyai peranan yang sangat besar, dan mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kelangsungan hidup bermasyarakat, didalam makalah ini akan dibahas tentang keluarga sebagai lingkungan pendidikan anak
***

B. PERUMUSAN MASALAH 


Dari uraian diatas, maka dalam makalah ini akan membahas beberapa permasalah sebagai berikut, yaitu :

1. Apakah ada peranan keluarga dalam pendidikan anak

2. Bagaimanakah peranan keluarga dalam mendidik anak


C. TUJUAN PENULISAN 


Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk meninjau lebih mendalam pengertian keluarga dan pendidikan anak.
Untuk mengetahui pentingnya peranan keluarga dalam Pendidikan anak.
Untuk mengetahui fungsi keluarga dalam pendidikan anak.


D. METODE PENULISAN 


Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan makalah ini dengan menggunakan study literature dari berbagai sumber yang kemudian diuraikan dan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. 

***


BAB II 
KELUARGA DAN PENDIDIKAN


A. TINJAUAN UMUM PENDIDIKAN 


1. PENGERTIAN KELUARGA 

Para ahli mencoba merumuskan pengertian atau definisi mengenai keluarga sebagai berikut : 
Menurut A.M.Rose (1995 : 151), keluarga yaitu “kelompok social yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempinyai kaitan darah perkawianan atau adopsi”.
Menurut Feances F. Merril (1995:151), Keluarga adalah kelompok sosial yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Hubungan sosial diantaranya anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, atau dari adopsi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:413) keluarga adalah ibu, bapak, seisi rumah yang menjadi tanggungan dan memiliki kekerabatan.


2. PENGERTIAN PENDIDIKAN. 


Pendidikan menurut pandangan ahli filsafat pendidikan diantaranya , adalah menurut: 
Jhon Dewey (1995:43) berpendapat pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the process without end). Dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampiuan dasar yang foundamental, baik menyangkut daya fikir (daya intelektual) maupun emosional (perasaan) yang diarahkan kepada tabiat manusia kepada sesamanya.
Van Cleve Morris (1995 : 43) yang berbahan cultural empiris berpendapat bahwa pendidikan adalah studi filosofi yang pada dasarnya bukan hanya alat untuk mengalihkan cara hidup secara menyeluruh kepada setiap generasi, melainkan juga agent (lembaga) yang bertugas melayani hati nurani masyarakat dalam perjuangan mencapai hari depan yang lebih baik.
Pendapat ahli filsafat Idealisme, Herman H. Horne (1995 : 43) menyatakan bahwa pendidikan adalah proses penyesuaian diri dengan sesama manusia dengan alam jagad raya.
Dr. Omar Mohamad Al-Toumy Al-Syaebani (1995:44), mengartikan pendidikan sebagai usaha mEngubah tingkah laku individual (orang perorangan) dalam kehidupan pribadinya, dalam kehidupan sosial (kemasyarakatan) dan dalam kehidupan di lingkungan alam sekitar melalui suatu proses.
Dr. Mohammad Fadhilal Djamaly (1995:44), bahwa pendidikan adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik, yang mengangkat derajat kemanusiaan sesuai dengan kemmapuan dasar manusia (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).
Dr. M.J. Langeveld (1995:45), berpandangan bahwa pekerjaan mendidik adalah membimbing anak didik yang belum dewasa kearah kedewasaan yang bercirikan kemandirian 

7. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989-204) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik


3. PEMBENTUKKAN KELUARGA 


Suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak disebut keluarga inti (nuclear familiar), ada juga suatu keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya, tetapi juga nenek, kakek, bibi, paman, keponakan, dan saudra-sudaranya. Keluarga inti yang diperluas tersebut extented family. 

Suatu keluarga yang terbentuk melalui perkawinan, anak-anak sebagai hasil perkawinan disebut keluarga prokeasi, dan setiap individu yang dilahirkan disebut orientasi. Keanggotaan individu pada mulanya dalam keluarga orientasi, karena perkawinan maka beralih kepada keluarga prokeasi.



B. PERANAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK 


1. FUNGSI KELUARGA 

Suatu keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, pelindungan dan reaksi dilakukan oleh keluarga terhadap para anggotanya. Akibat proses industrialisasai, urbanisasi dan sekularisasi maka keluarga dalam masyarakat modern kehilangan sebagian fungsi-fungsi tersebut diatas. 

Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang fungsi yang terpenting terhadap anaknya, sejak anaknya dilahirkan, obulah yang selalu disampingnya, ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya banyak anak yang lebih mencitai ibunya daripada bapaknya. 

Pendidikan seorang ibu terhadap anak merupakannya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa sesuai dengan fungsi dan tugas ibu sebagai anggota keluarga dalam pendidikan anak-anaknya yaitu sebagai berikut: 
Sumber dan pemberi rasa kasih sayang.
Pengasuh dan pemelihara.
Tempat mencurahkan isi hati.
Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
Pembimbing hubungan pribadi.
Pendidik dalam segi emosional. 

Disamping seorang ibu, ayahpun memegang fungsi yang penting pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang tertinggi gensinya atuau prestisenya. Kegitan ayah terhadap peerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, apalagi bagi anak yang sudah remaja atau dewasa. 

Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah dapat dikemukakan bahwa ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai berikut: 
Sumber kekuasaan didalam keluarga.
Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.
Pemberi perasaan aman dalam keluarga
Pelindung terhadap ancaman dari luar
Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.
Pendidik dalam segi rasional. 

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga adalah memelihara, merawat melindungi anak-anak dalam proses sosialisasinya agar mereka mamppu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai suasana afeksi, atau kasihsayang dan rasa tanggung jawab.


2. PENTINGNYA KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK 


Diatas telah disebutkan bahwa fungsi dan tugas keluarga dalam mendidik anak-anaknya sudah sangat berat dan harus dibantu oleh sekolah, tetapi kita harus ingat bahwa tidak semua anak sedari kecil sudah menjadi tanggungan sekolah, janganlah kita salah tafsir bahwa anak-anak yang sudah diserahkan kepada sekolah sepenuhnya menjadi tanggungjawab sekolah, karena kewajiban sekolah hanya membantu keluraga dalam mendidik anak-anaknya. 

Dalam mendidik, sekolah hanyalah melanjutkan pendidikan yang telah dilakukan orangtua dirumah, berhasil atau tidaknya pendidiakan di sekolah tergantung pada pengaruh pendidikan di rumah. Karwena pendidikan keluarga adalah fundamen atas dasar dari pendidikan anak. Selanjutnya, hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan kelanjutan pendidikan baik di sekolah maupun masyarakat. 

Demikianlah betapa pentingnya pendidikan dalam keluarga bagi perkembangan anak menjadi manusia yang berpribadi dan berguna bagi masyarakat. Pentingnya pendidikan dalam keluarga telah dinyatakan para ahli didik, diantaranya yaitu: 


3. PERANAN KELUARGA SEBAGAI PENDIDIK KELUARGA 

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan nak-anakyangbelum menikah yang sering disebut dengan keluarga batih. Disamping keluarga batih juga terdapat unit-unit pergaulan hidup lainnya misalnya keluarga luas (extented Family), komunitas (community) dan lain sebagainya. 

Didalam kehidupan masyarakat dimanapun juga, keluarga merupakan unit yang mempunyai peranan yang sangat besar, itu disebabkan karena keluarga (yakni keluarga batih), mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan mermasyarakat. 

Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga mempunyai peranan-peranan tertentu, antara lain: 
Keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut.
Keluarga merupakan unit sosial ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 

Gambaran situasi kehidupan keluarga pada umumnya mencakup berbagai macam aspek, yang menjadi hal-hal pokok dalam kehidupan keluarga adalah pola hubungan dalam keluarga, dan faktor-faktor eksternal (faktor-faktor yang berasal dari lingkungan keluarga). 

Pola hubungan keluarga terdiri dari hubungan afeksional (emosional) dan hubungan antara subjek keluarga /anggota keluarga. Hubungan afeksional meliputi akses afeksi, afeksi yang normal, diskriminasi afeksi, afeksi yang tidak konsisten, pemindahan afeksi, kurangnya afeksi, ketidakacuhan. Hubungan antara subyek keluarga/anggota keluarga terdiri dari reseepsi/menekan, anarkhis, kebingungan dan mencari keserasian. 

Pola-pola keluarga terdiri dari besar keecilnya keluarga, organisasi keluarga, aktifitas keluarga nilai-nilai keluarga. Dan yang terakhir adalah faktor-faktor eksternal yang berasal dari luar lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh kedudukan sosial, ekonomi, tetangga, kesehatan mental, sosial dan fisik. Hal-hal pokok yang menjadi bagian dari kehidupan keluarga yang disebutkan diatas akan menghasilkan pola pendidikan keluarga tertentu. Situasi-siatusi tersebut untuk dipisahkan satu sama lain, sehingga sulit untuk menentukan mana yang lebih dominan. 

Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian anak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya perkembangan kepribadian anak yang berlangsung secara berkenjutan, ikatan emosional orangtua dan anak yang begitu kuat, dan interaksi orangtua dan anak yang berlangsung secara tepat. 


4. KELUARGA YANG HARMONIS MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK. 

Keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan anak tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, karena ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua, karena kesibukan orang tua, pertengkaran orang tua dihadapan anaknya sehingga keinginan anak untuk mengembangkan bakatnya akan terhambat yang secara otomatis perkembangan anak juga terhambat. Karena lingkungan yang baik dan afektif akan berpengaruh positif terhadap pribadi anak. Maka perkembangan anak baik jika lingkungan juga baik. 

Dalam hubungan antara anggota keluarga kurang ada keharmonisan, karena setiap hari selalu ada cekcok yang dikarenakan faktor terlalu banyak anggota keluarga yang menjadikan kurangnya kasihsayang timbal balik antara keluarga itu sendiri. 


5. KERJASAMA ORANGTUA DAN GURU DALAM MENDIDIK ANAK. 

Di rumah orang tua merupakan pendidik pertama dan utama sementara di sekolah guru merupakan pendidik utama. Secara naluriah, orangtua menjadi pendidik bagi anak-anaknya dan peletak dasar-dasar bagi perkembangan selanjutnya, sedangkan guru menjadi pendidik di sekolah karena penugasan secara formal. Namun demikian baik orangtua maupun guru berada dalam suatu bidang singgung yaitu pendidik anak. Salah satu masalah pendidikan yang sering timbul adalah masalah kegiatan belajar anak baik di sekolah maupun di rumah. Disinilah sangat diperlukan kerjasama dan adanya keterkaitan antara orang tua dan guru. Oleh karena itu sudahlah pasti orang tua adalah Guru di rumah dan Guru adalah orang tua sekolah. 

Orang tua dan guru berada pada tempat yang sama anatara pendidikan di sekolah dan pendidikan di rumah, keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu mendidik anak. Perbedaannya terletak pada sifat dan fungsinya. Orang tua berperan sebagai pendidik merupakan konsekwensunya, logis dari statusnya sebagai orang tua yang diwujudkan melalui pernikahan, secara naluriah orang tua akan dan harus mendidik anaknya. Guru menjadi pendidik timbul sebagai konsekwensinya formal dan profesional. Ketika seseorang memutuskan menjadi guru maka otomatis ia harus berperilaku mendidik. 

Sebagai kerjasama yang baik antara orang tua dan guru adalah orang tua memahami aspek apa saja yang diperlkan untuk mendukung pendidikan di sekolah, dan guru memperhatikan aspek perilku anak di rumah. 

Untuk mewujudkan hal-hal tersebut maka maka komunikasi antara orang tua dan guru perlu diwujudkan dengan sebaik-baiknya. Adapun beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain: 
Kunjungan orang tua ke sekolah
kunjungan guru ke rumah
Rapat orang tua
Catatan kepribadian anak, dan sebagainya. 


6. TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN 

Ditinjau dari segi hukum perkawinan, bahwa anak yang dilahirkan dalam keluarga adalah milik kedua orang tua, karena pergaulan rumah tangga yang mereka bina dan tegakkan. Secara hukum telah disyahkan melalui ijab qobul yang disaksikan oleh majelis perkawinan yang sengaja dilakukan, maka anak mereka adalah tanggung jawab mereka. 

Sebenarnya hakikat perkawinan itu dilihat dari segi kependidikan adalah suami memikul rasa tanggung jawab bersama, sebelum keduanya melakukan pernikahan. Tanggung jawab atas anak berada pada kedua orang tua, yang mana dalam hukum islam telah disebutka bahwa tanggung jawab orang tua adalah semenjak anak masih didalam kandungan sampai mengawinkannya. Bila sudah dikawinkan maka otomatis secara hukum ia sudah dewasa dan semua tanggung jawab berpindah kepundaknya. 

Bila kita telaah secara mendalam memang logis jika tanggung jawab pendidikan terletak ditangan orang tua, karena anak adalah darah dagingnya, kecuali keterbatasan orang tua, maka tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain atau lembaga pendidikan yang telah diberikan kewenagan untuk mendidik yaitu sekolah. 

Tanggung jawab yang perlu dibina dan sadari oleh orang tua terhadap anak antara lain: 
Memelihara dan membesarkannya, melindungi dan menjamin kesehatannya baik secara jasmani dan rohani.
Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya setelah dewasa maupun mandiri dan membenatu orang lain, dan membahagiakan dunia akhirat sebagai tujuan akhir hidup muslim. 


C. KELUARGA SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN INFORMAL DALAM SISTEM PENDIDIKAN 

Keluarga sebagai lembaga, yaitu unuit terkecil dalam masyarakat yang terbentuk atas dasar suka rela dan rasa cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami dan istri). Berdasarkan asas cinta dan kasih sayang inilah maka lembaga pendidikan yang disebut dengan keluarga ini terbentuk. Oleh Ki Hajar Dewantara dikatakan supaya orang tua (sebagai pendidik ) mengabdi kepada anaknya. 

Motivasi mengabdi pada keluarga semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Didalam suasana cinta dan kemesraan proses belajar berlangsung dengan baik selama anak itu menjadi tanggungan keluarga.


BAB III 
PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN


A. FUNGSI ORANG TUA DALAM KELUARGA 

1. Orang Tua Sebagai Pendidik Dalam Keluarga 

Dalam pendidikan guru merupakan elemen terpenting. Ia merupakan ujung tombak, bahkan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi bagaiman siswa memandang guru. Dirumah orang tua berperan sebagai guru. Layaknya guru di sekolah, maka orang tua paling tidak berupaya bersikap seperti guru. 

Disamping itu simpati yang tepat seorang guru kepada siswanya membantu perkembangan prestasi akademik mereka secara signifikan. Guru juda perlu membangun citra yang positif tentang dirinya jika ingin siswanya memberi respon dan bisa diajak kerjasama dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, rasa hormat dan kasih sayang ditunjukkan oleh seorang guru merupakan syarat utama kesuksesan siswa. 

Secara khusus orang tua yang berperan sebagai guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut: 
Sesering mungkin memanfaatkan pertanyaan dengan memperhatikan kemampuan anak. Pertanyaan itu tidak hanya terfokus pada pelajaran di sekolah akan tetapi terhadap masalah-masalah lain yang berkaitan dengan kehidupan masa depannya.
Menjaga agar makan pendidikan di rumah tetap terjaga. Untuk melakukan sesuatu maka orang harus selalu memberikan pengarahan kepada anaknya untuk selalu berorientasi kepada pendidikan atau belajar. 

2. Orang Tua sebagai Penentu kwbijakan masa depan anak 

Orang tua sangat berperan dalam mengarahkan anak untuk memilih dan menjalankan kehidupan masa depan anak. Dengan adanya orang tua dan pendidikan, manusia akan menjadi pandai dan pada akhirnya mampu menerjemahkan niali-nilai yang terkandung dalam ajaran agama. 

Sebagai penentu kebijakan masa depan anak, seharusnya orang tua memahami bahwa pembinaan kepribadian anak dalam menuju arah masa depan tidak hanya dilakukan setelah anak lahir, melainkan semenjak didalam kandungan. Oleh karena tiu kita dibimbing oleh agama, dimana ketahanan mental dan moral cukup kuat untuk menempuh dan menentang segala pengaruh negatif, dari manapun datangnya maka perlu sekali unsur-unsur agama itu terjalin dalam kepribadian anak yang masih dalam kandungan, melalui sikap yang baik yang dijadikan sebagai praktek kehidupan kedua orang tua anak. 

Untuk memperoleh mental yang baik dan sehat bagi anak sebagai penetu masa depannya, hendaknya sejak dari kandungan telah dihindarkan dari pengaruh negatif yang datangnya dari orang tua sendiri, seperti: 
Menjauhkan diri dari hal-hal yang dianggap kurang baik atau dilarang oleh agama Islam, mencaci maki, dan bergunjing.
Tekun melakukan sholat, rajin membaca Al-Qur’an.
Menghindari dari membunuh binatang
Selalu bersikap sabar, menahan amarah, serta mengingatkan kasih sayang, baik antara suami istri, kepada orang tua, teman dan teangga. 

Setelah anak lahir Allah SWT mewajibkan para ibu menyusukan bayinya, guna membuktikan air susu ibu mempunyai pengaruh yang besar bagi anak. 

Sebagai orang tua yang dijadikan sebagai pedoman penentu masa depan anak, maka kewajiban orang tua menyekolahkan anak. Pada usia sekolah ada hal-hal yang perlu dicapai, diantara yaitu: 
Mengemabngkan rasa Iman dalam diri anak
Membiasakan anak melakukan dzikir sebagai permulaan hidup Islam
memberikan bimbingan dalam mengembangkan sikap-sikap kemasyarakatan anak.
memupuk kecerdasan, kecekatan, dan keterampilan melalui latihan-latihan panca inderar.
membantu anak mencapai kematangan fisik dan mental menuju masa depannya. 

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjabaran diatas adalah: 

1. Meningkatkan disiplin belajar dan beragama pada anak. 

Disiplin adalah latihan watak dan batin denganmaksud sebagai perbuatannya selalu mentaati tata tertib. Atau ketaan pada peraturan dan tata tertib 

Seorang yang disiplin dalam belajar adala seseorang yang mampu menjalankan proses belajarnya dengan baik., yaitu sesuai dengan waktu, tertib administrasi dan perlengkapan belajar, serta mampu mengaktualitaskan ilmu yang didapat melalui guru dalam kehidupannya sehari-hari. 

2. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anak 

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan masa depan anak adalah perlunya bimbingan dan penyuluhan melalui kegiatan pendidikan agama. 

Bimbingan dan penyuluhan adalah suatu tuntunan yang mengandung pengertian memberikan bantuan dan pertolongan untuk menentukan arah yang dipilih dan disepakati oleh individu tersebut agar dapat terhindar dan terlepas dari kesulitan yang dihadapi serta masalah yang dihadapi bisa dipecahkan. 


B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN DALAM KELUARGA 

Pendidikan pada hakekatnya dalah menciptakan anak didik menjadi pintar, dewasa serta mampu mengetahui tentang dirinya. 

Dalam kontek pendidikan dilingkungan keluarga, idealnya keluarga tersebut mempunyai dasar pendidikan, tetapi tidak semua keluarga itu dilatarbelakangi dengan pendidikan modern. 

Oleh sebab itu, yang terpenting adalah bagaiman pendidikan dalam keluarga tersebut tetap berjalan, oleh sebab itu kita harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam keluarga, diantaranya yaitu: 

1. Faktor Sumber Daya Manusia 

Faktor ini adalh faktor yang utama dalam pendidikan keluarga, karena orang tua yang tidak mengerti akan pendidikan, maka akan mengakibatkan pendidikan anak dalam keluarga kurang baik, karena kurang adanya komunikasi yang baik dengan anak tentang ilmu pengetahuan. 

Dalam proses pendidikan yang harmonis, orang tua harus dapat meletakkan dirinya sewaktu-waktu sebagai guru, sebagai kakak, sebagai teman, bahkan sebagai mitra. 

Faktor sumber daya manusia (orang tua) dapat ditentukan oleh: 
kemampuan mengorganisir keluarga
kemampuan memecahkan masalah yang timbul dari anak-anaknya.
Kemampuan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada keluarganya.
Faktor sarana dan Prasarana 

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sarana pembelajaran anak seperti buku, lat tulis, buku paket pelajaran, buku pengetahuan umum, guru pembimbing, peralatan elektronik yang digunakan untuk pendidikan atau pembelajaran, dan lain-lain 

Dalam keluarga sederhana, sarana dan prasarana yang betul-betul memadai mungkin tidak ada, hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan sarana dan prasarana tersebut tidak ada modal, lain halnya dengan keluarga yang tergolong ekonomi atas. 

Namun demikian yang menjadi persoalan adalah keberhasilan dalam keluarga adalah bagaiman menggunakan sarana dan prasarana sebaik-baiknya. 
Faktor masyarakat. 

Faktor ini menjad faktor yang penting dalam keluarga. Pergaulan masyarakat lebih cepat berpengaruh bagi anak, sebab hubungan keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik bagi pendidikan keluarga maupun bagi pendidikan anak. 

Ketiga faktor tersebut sangat menetukan dalam menciptakan bangsa yang dicita-citakan bersama. Pengalaman anak dalam keluarga dan lingkungan masyarakat akan melekat menjadi watak dan kepribadian yang tidak mudah dilupakan.


BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN 

Dalam sejarah perkembangan lembaga pendidikan, dijelaskan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan paling tua, dapat dikatakan bahwa lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan sejak adanya manusia, dimana orang tua yakni ayah dan ibu sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik, karena pendidikan dimulai sejak adanya manusia. 

Dari uraian diatas dapat disimpulkan : 
Keluarga merupakan masyarakat pendidikan pertama yang bersifat alamiah karena pertama, dan keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Suatu keluarga terbentuk melalui perkawinan yang merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, perlindungan dan rekreasi.
Fungsi keluarga adalah memelihara, merawat dan melindungi anak-anak dalam proses spesialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
keluarga merupakan unit yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup bermasyarakat, peranan keluarga diantaranya adalah: sebagai pelindung, unit sosial ekonimi, menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan dan wadah untuk mempelajari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan perkembangan kepribadian anak.
Keluarga yang kurang harmonis dapat mempengaruhi pendidikan anak karena beberapa faktor tertentu dan keharmonisan keluarga itu ditentukan oleh: 

a). Masing-masing anggota keluarga meletakkan pada fungsi dan kedudukannya. 

b). Adanya musyawarah dalam memecahkan masalah 

c). Adanya kasihsayang anatar anggota keluarga secara timbal balik. 
Kerjasama komunikasi antara guru dan orangtua perlu diwujudkan dengan sebaik-baiknya.
Tanggung jawb pendidikan terletak ditangan orangtua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, maka sebagain tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada sekolah. 


B. SARAN 
Keluarga atau rumah tangga atau orang tua sebagai wujud kehidupan sosial yang asasi sebagai unit kehidupan bersama manusia yang terkecil, keluarga adalah lembaga kehidupan yang asasi dan alamiah, yang pasti secara ilmiah oleh kehidupan manusia. 

Mengingat betapa pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan anak, maka diharapkan setiap orang tua (sebagai pendidik) untuk mendidik anak-anaknya karena motivasi keluarga ini semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Didalam suasana cinta kasih inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam tanggung jawab keluarga. 

Peranan keluarga dalam pendidikan yang berhubungan dengan anak didalamnya terdapat pula beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan diantaranya: sifat menggantungkan diri, kedudukan anak didalam keluarga dan kesulitan-kesulitan pendidikan, karena keluarga adalah lembaga yang tertua yang bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak dan lembaga pendidikan yang bersifat kodrati.

0 komentar:

Posting Komentar